Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
Selain ditentukan oleh sikap PDI Perjuangan untuk tetap beroposisi atau tidak, ideologi Pancasila 1 Juni dan manajemen organisasi partai berbasis ilmu pengetahuan (sains) juga akan menjamin kualitas kinerja organisasi dan produk politiknya bagi demokrasi dan kesejahteraan rakyat.
Diharapkan hal ini bisa diputuskan oleh Kongres PDI Perjuangan ketiga pada bulan April 2010. Melalui kongresnya mendatang, PDI Perjuangan mengharapkan input yang baik untuk membesarkan dan memenangkan partai dalam pemilu agar bisa melayani rakyat lebih baik lagi.??Dalam interaksinya dengan lingkungan, yang menyebabkan sebuah organisasi berubah adalah terjadinya perubahan nilai-nilai dan perilaku para perintis yang diwariskan ke generasi sesudahnya. Sebagai konsekuensinya, perubahan ini memengaruhi persepsi orang atas citra organisasi tersebut.
Pada gilirannya, persepsi tersebut akan ikut menentukan jenis input yang orang rasakan layak untuk diberikan pada organisasi bersangkutan sebagai umpan balik atas citra yang dipancarkannya, dan juga sebagai informasi balasan dari lingkungan eksternal atas lingkup internal organisasi. Umpan balik itu bisa berupa reaksi orang atas kebijakan atau perilaku elite partai melalui opini publik keseharian (biasanya dijaring melalui polling) ataupun melalui mekanisme pemilu lima tahunan.
Hal ini penting ditegaskan mengingat masyarakat modern dan dialogis bukan sekadar terdiri dari manusia-manusia dengan perangkat-perangkat fisiknya.Masyarakat adalah juga sistem yang kompleks di mana pemikiran manusia berkembang dan saling berinteraksi.Interaksi pemikiran ini pada gilirannya melahirkan pranata-pranata dan norma-norma baru dengan membatalkan yang lama.Selain itu, sumber daya penunjang alami dan manusia kian mahal sehingga menuntut pendayagunaan yang lebih efektif dan efisien.Itulah gambaran lingkungan eksternal yang melingkupi PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan diminta untuk adaptif sekaligus antisipatif dalam menghadapi, mengatasi, dan mengendalikan kompleksitas tersebut. Menyepelekan tanggung jawab ini berarti membatalkan niat awalnya sendiri untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai sebuah pelembagaan ideologi dan pengelolaan pengharapan mulia ”wong cilik” melalui kekuasaan politik. Karena itu, ke mana partai harus memalingkan muka ketika Pancasila 1 Juni sebagai bintang penuntun yang dinamis (leitstar dinamis, menurut Bung Karno) membutuhkan radar?Jawabannya adalah sains atau ilmu pengetahuan.
Ideologi dan sains
Penggolongan PDI Perjuangan sebagai partai ”wong cilik” tidak membebaskan partai ini dari tuntutan untuk melembagakan ideologi dan mengoperasikannya dengan dilandasi ilmu pengetahuan. Dengan ideologi yang berpihak pada wong cilik, sains sebagai penopang kerja organisasi akan mulai bisa menceraikan kemiskinan dari kebodohan, sebelum nantinya memusnahkan keduanya. Kredo masyarakat kapitalis neoliberal bahwa ”karena miskin, maka bodoh” (sebab untuk pintar harus bayar mahal) harus diubah oleh PDI Perjuangan menjadi ”karena miskin, kita harus pintar” agar mampu memuliakan diri dan cakap mengatasi kemiskinan rakyat.
Ideologi, organisasi, dan sains akan menuntun kerja partai dengan menempatkan keutamaan pelayanan kepada rakyat. Masing-masing punya peran. Maksudnya, jika ideologi di antaranya berfungsi menjinakkan kepentingan sempit (vested interest) oknum-oknum partai, dan organisasi berfungsi menciptakan mekanisme resolusi konflik antar-berbagai kepentingan (baik itu benturan kepentingan berdasarkan penafsiran yang berbeda atas ideologi resmi partai maupun konflik-konflik di antara berbagai kepentingan yang sempit) adalah tugas sains untuk mempersenjatai para pegiat politik dengan cara dan perangkat-perangkat modern dalam menangani kompleksitas masyarakat berdasar kebenaran faktual.
Pakar manajemen sibernetika dan riset operasi (Operations Research), Stafford Beer, pernah mengatakan dalam bukunya Platform for Change bahwa sains menawarkan berbagai cara untuk menangani interaksi antara organisasi dan lingkungan luarnya, yaitu kompleksitas masyarakat dan negara. Misalnya, matematika, khususnya statistik yang selama ini dipopulerkan lewat lembaga-lembaga survei opini publik atau juga Game Theory yang sangat membantu dalam merumuskan strategi politik, dipakai untuk mengukur dan mengatasi kompleksitas masyarakat. Sementara itu ”Teori Sistem Umum (General System Theory)” berfungsi membantu para ideolog dan pembuat kebijakan partai merancang sebuah sistem masyarakat yang kompleks.Dalam aspek manajemen organisasi yang lentur, aktif, dan berkembang, sains menawarkan sibernetika yang memungkinkan organisasi mengendalikan arus informasi dan umpan balik dari masyarakat atas kinerja organisasi.Sibernetika menawarkan konsep dan model untuk mengurusi kompleksitas—tidak hanya dengan cara ”menyembuhkan” efek-efek samping dari perubahan—tetapi juga memungkinkan kita merancang sebuah organisasi yang aktif-berkembang (viable) untuk menyisihkan dinamika yang tidak perlu dan menyerap dinamika eksternal yang diperlukan dalam perkembangan zaman.
Di lain pihak, ”Sains Perilaku” (Behavioural Science) bisa membantu partai dalam mengidentifikasi perilaku politik masyarakat terhadap sejumlah hal seperti ”kemampuan individu untuk berpartisipasi, memengaruhi dan mengontrol proses politik, keberpihakan individu atas isu politik, kebijakan ataupun ideologi partai” (Hokky Situngkir dan Ardian Maulana dalam Riset ”Pemetaan Kognitif Aspek Politik di Indonesia”).
Terakhir adalah sains Riset Operasi yang akan memungkinkan semua cabang sains itu diterapkan secara praktis oleh para pimpinan politik PDI Perjuangan dalam membuat keputusan, mendesain dan mengendalikan kebijakan dengan dibantu oleh basis data yang kuat dan manajemen sistem informasi yang mutakhir.
Dengan memanfaatkan sains untuk mengoperasikan ideologi dan mengoptimalkan organisasi, PDI Perjuangan akan menjadi salah satu organisasi dengan manajemen paling efisien di Indonesia, sambil secara bertahap memajukan kapasitas produktif kader-kader partai, yang sebagian masih termangu-mangu percuma sampai saat ini.
* Budiman Sudjatmiko Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR; Peminat Sains Sosio-Sibernetika
Artikel ini pernah dimuat di Harian KOMPAS - Jumat, 29 Maret 2010
Demi Indonesia yang lebih baik, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, ....
Berita tentang Budiman Sudjatmiko dan hal-hal lain yang menjadi perhatiannya.
Berita tentang Budiman Sudjatmiko dan hal-hal lain yang menjadi perhatiannya.
© 2023 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |