Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
Secara tak terduga setelah berpisah selama 20 tahun, wartawan Suara Islam bertemu kembali dengan sahabat lama sesama aktivis mahasiswa di Jogjakarta era tahun 1990-an, Budiman Sudjatmiko, yang sekarang menjadi tokoh muda PDIP dan anggota Komisi II DPR RI. Memang sewaktu kuliah di UIN Sunan Kalijaga, wartawan Suara Islam banyak bersahabat dengan sesama aktivis mahasiswa yang sekarang sudah menjadi orang penting di negeri ini, seperti Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB dan Menakertrans), Andi Malarenggeng (mantan Menpora), Rizal Malaranggeng (Direktur Freedom Institute), Andi Arief (Staf Khusus Presiden SBY), Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), juga dengan para tokoh dan aktivis mahasiswa Islam di Jogjakarta.
Pertemuan dengan Budiman terjadi secara tak sengaja setelah wartawan Suara Islam melakukan Umrah yang disambung dengan sholat subuh di Masjidil Haram, Jum’at (11/10). Ternyata pada waktu yang sama Budiman juga melakukan Umrah dengan miqat dari Bir Ali di Madinah. Sebab Budiman sudah berada di Madinah selama dua hari bersama anggota Komisi VIII DPR, namun dia ibadah haji dengan biaya sendiri sebab bukan petugas pemantau haji sebagaimana anggota Komisi VIII DPR.
Ketika wartawan Suara Islam berkeliling Masjidil Haram untuk melihat-lihat perkembangan pembangunannya seusai sholat subuh, secara tidak segaja di depan Bab al Marwah bertemu dengan Budiman. Tentu saja pertemuan dengan sahabat lama yang sudah berpisah selama 20 tahun dan terjadi di Masjidil Haram, tempat tersuci di dunia sangatlah mengharukan. Setelah diselingi ngobrol mengenai nostalgia masa kuliah di Jogjakarta, penulis barulah tahu ternyata mantan tahanan politik Orde Baru itu lagi sedih, sebab baru saja sabuk ihram, kartu alamat hotel di Makkah dan sejumlah uangnya hilang ketika melakukan thawaf mengelilingi Kabah di dekat Multazam.
“Alhamdulillah, ditengah saya lagi kebingungan seorang diri karena kehilangan, saya dipertemukan Allah Swt dengan sahabat yang sudah 20 tahun berpisah dan ketemunya justru di Masjidil Haram di Makkah al Mukarramah, tanah haram yang sangat mulia ini,” ungkap Budiman mengisahkan pertemuan dengan wartawan Suara Islam yang sangat mengharukan tersebut.
Terdapat hal yang menarik yang diceritakan Budiman kepada wartaawan Suara Islam, dan ternyata mantan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) di era repressif Orde Baru ini sekarang telah berubah menjadi seorang yang memiliki religiusitas tinggi. Tokoh muda kelahiran Cilacap 10 Maret 1970 ini adalah cucu tokoh Muhammadiyah Cilacap. Maka tidaklah mengherankan jika Budiman juga Alumni SMA Muhammadiyah 1 Jogjakarta. Jasa Budiman terhadap demokrasi di negeri ini adalah berani mendobrak kebekuan politik dengan mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) diluar sistim Orde Baru yang hanya mengakui tiga partai saja yakni PPP, Golkar dan PDI.
Meski berada di Madinah hanya dua hari, ternyata Budiman telah melakukan sholat lima waktu sebanyak tujuh kali waktu sholat di Raudhah, tempat paling mustajab di Masjid Nabawi. Raudhah yang terletak antara makam dengan mimbar Nabi Muhammad Saw tersebut luasnya hanya 330 m2 (15m x 12m). Raudhah adalah bangunan Masjid Nabawi yang asli dizaman Nabi Muhammad Saw, dimana dalam sebuah hadisnya Nabi Muhammad Saw menyebutkan Raudhah adalah taman diantara taman-taman di jannah (surga). Maka tidaklah mengherankan jika umat Islam selalu berjubel untuk sholat di Raudhah.
Budiman mengakui ketika dirinya pertama kali sholat di Raudhah, air mata sudah tidak bisa dibendung lagi apalagi ketika disebelahnya terdapat makam Rasulullah Saw beserta dua sahabatnya, Abu Bakar ash Shiddiq Ra dan Umar bin Khattab Ra. Tangisan itu juga selalu terjadi pada enam kali waktu sholat lainnya di Raudhah.
“Dari berbagai buku bacaan, saya sangat meresapi perjuangan Nabi Muhammad Saw dan seolah-olah saya sekarang sedang berada disampingnya. Nabi Muhammad Saw tidak hanya tokoh panutan di dunia tetapi juga di akhirat. Nabi Muhammad Saw adalah manusia agung yang akan menyelamatkan kehidupan saya di dunia maupun di akhirat kelak,” ungkap Budiman dengan air mata berlinang.
Tokoh muda lulusan Inggris yang semula pernah dituduh pro Komunis itu mengakui, dirinya sudah menziarah makam tokoh-tokoh terkenal baik di Indonesia maupun sejumlah negara di Eropa, namun sepertinya tidak menimbulkan perasaan religius apalagi sampai nangis sesengukan. Namun ketika menziarahi makam Nabi Muhammad Saw, ada peraasaan lain yang masuk kedalam lubuk hatinya, sehingga menyebabkan dirinya bercucuran air mata.
Budiman mengakui, dirinya terakhir kali nangis sesengukan ketika bertemu dengan ayah dan ibundanya tercinta sewaktu dibebaskan dari tahanan politik Orde Baru selama 3,5 tahun karena dituduh terlibat peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal dengan Kudatuli, dimana kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat diserbu pasukan tak dikenal yang menyebabkan kerusuhan meledak di Ibukota dan sejumlah korban berjatuhan. Meski semula divonis 13 tahun penjara, namun Budiman segera dibebaskan oleh Presiden Gus Dur setelah terjadinya reformasi.
“Saya menyesal mengapa pergi Ibadah haji sendirian tidak dengan istri. Insya’ Allah tahun depan saya akan kembali ke tanah suci untuk Umrah bersama istri,” ungkap Budiman yang sekarang terlihat semakin religius, dari semula sekuler sekarang kembali kepada Islam.
rep: Abdul Halim
Sumber: Suara Islam
Sosialisasi UU Desa bersama Budiman Sudjatmiko di Kab Subang
Dalam tulisannya di harian ini, Pramono Anung menengarai sejumlah persoalan praktis dan sistemik di sekitar isu "reshuffle" kabinet....
Berita tentang Budiman Sudjatmiko dan hal-hal lain yang menjadi perhatiannya.
Kalau pemilihan presiden, okey lah dipilih secara langsung. Namun untuk pemilihan legislatif dikembalikan ke ranah partai....
© 2023 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |