Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
"...Living is no laughing matter:
you must live with great seriousness
like a squirrel, for example-
I mean without looking for something beyond and above living,
I mean living must be your whole occupation."
VIVAnews – Petikan puisi penyair Turki, Nazim Hikmet Ran, itu menempel di account friendster Budiman Sudjatmiko. "Anda harus hidup dengan keseriusan besar," kata Hikmet Ran. Serius. Begitulah Budiman menggambarkan dirinya.
Hidup Budiman memang terasa serius sejak masih duduk di bangku sekolah. Di usia yang biasanya hanya bicara artis idola, Budiman malah sudah berdiskusi mengenai politik. Adalah pertengahan 1980-an, Budiman masih sekolah di sebuah sekolah menengah atas milik Muhammadiyah di Yogyakarta. Kegiatan Budiman berdiskusi politik ini jelas serius, karena berkumpul saja di era Orde Baru itu sudah tabu, apalagi membicarakan politik.
Orde Baru yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi membuat anak dari pasangan Wartono dan Sri Sulastri ini memilih kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Budiman tercatat sebagai angkatan 1989. Tak perlu lama baginya menyesuaikan diri, Budiman langsung terlibat dengan kelompok-kelompok studi mahasiswa yang saat itu menjamur. Namun diskusi tak memuaskannya. Budiman yang dilahirkan di Desa Pahonjean, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, pada 10 Maret 1970 itu, mulai mengadvokasi berbagai kasus penggusuran petani di Yogyakarta dan kampung halamannya, Cilacap dan Banyumas. Teori-teori ekonomisaat itu tak menarik lagi bagi Budiman. Bangku kuliah dia tinggalkan.
Sekitar tahun 1994, Budiman bersama sejumlah rekannya mendirikan Perhimpunan Rakyat Demokratik. Budiman ketuanya. Juli 1996, Perhimpunan Rakyat Demokratik yang telah berganti nama menjadi Partai Rakyat Demokratik memimpin aksi massa mendukung Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Budiman dicari-cari. Sejumlah aktivis menghilang: diculik.
Bulan Agustus 1996, Budiman ditangkap dan ditahan. Dia dikenakan hukuman 13 tahun penjara dengan dakwaan melakukan subversi. Budiman dijebloskan dalam Lembaga Pemasyarakatan Cipinang bersama beberapa rekan separtainya. Pria berkacamata ini baru dilepaskan dari penjara pada 10 Desember 1999, ketika Abdurrahman Wahid duduk di kursi presiden.
Sampai 2001, Budiman terus memimpin Partai Rakyat Demokratik. Setelah mengundurkan diri, tahun 2002, dia meneruskan kuliah master ke School of Oriental and African Studies di Inggris. Lulus dengan tesis mengenai politik China kontemporer, Budiman meneruskan mengambil master lagi di Universitas Cambridge, masih di Inggris. Kali ini Budiman mengeluarkan tesis tentang politik klientelisme. Sebuah tesis yang membuatnya memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pimpinan Megawati Soekarnoputri, yang dulu pernah ia bela.
Tak mudah bagi suami Kesi Yovana ini menempatkan diri di dalam partai banteng itu. Supaya mendapatkan tempat, sebelum bergabung pada tahun 2004, Budiman mendirikan terlebih dulu Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem) bersama sejumlah mantan aktivis mahasiswa. Di partai, Budiman ditaruh di bidang yang mengorganisasi pemuda dan buruh. Upayanya ini berhasil menarik perhatian partai, ketika Repdem yang awalnya didirikan belasan pemuda, berkembang menjadi organisasi massa beranggotakan ribuan kader yang tersebar di dua puluhan provinsi. "Saya salut dengan Repdem," kata Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, saat membuka Kongres Repdem pertama di Asrama Haji, Jakarta, pada pertengahan 2007 lalu.
Budiman mengakui, dia datang ke PDIP bukan sebagai mantan aktivis yang kenyang merasakan dinginnya tembok penjara Orde Baru. Budiman datang membawa ide-ide segar kepada PDIP seperti merevivalisasi kembali nilai-nilai Marhenisme. Kerendahhatian dan kerja kerasnya ini membuat partai mengapresiasinya. Dalam daftar calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP untuk Pemilu 2009, ayah dari Kharisma Sudjatmiko ini bertengger pada nomor urut 1 daerah pemilihan Jawa Tengah VIII. Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas, dua kabupaten yang dikenal sebagai basis "merah" dan juga kampung halaman Budiman. Jelas, Budiman akan melaju kencang menuju Senayan pada April 2009 nanti. Namun seperti khasnya yang suka merendah, ”Saya tidak pernah meminta-minta menjadi caleg,” katanya serius ketika dijumpai VIVAnews usai sebuah diskusi di Senayan, Jakarta, 14 November lalu.
Sesaat sesudah disahkannya UU Desa, Budiman Sudjatmiko sebagai Anggota DPR Komisi II memberikan kabar baik
Adalah kehormatan yang langka di negeri ini, jika saja seseorang dapat berbicara apa yang menurutnya benar. Ironisnya, untuk memperoleh hal tersebut di negeri ini...
Berita tentang Budiman Sudjatmiko dan hal-hal lain yang menjadi perhatiannya.
Bagi saya sebagai politisi tiap tahun adalah tahun politik. Setiap hari, bulan, menjadi politik buat saya. Bedanya ada politik pemberdayaan kesejahteraan rakyat...
© 2023 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |