Dapatkan update newsletter dari budimansudjatmiko.net:
Jakarta - Imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar petani dan nelayan tidak berpolitik praktis terus menuai kritikan. Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menilai pernyataan SBY itu diskriminatif, mirip Orde Baru.
"Apakah berpolitik praktis itu hanya hak-nya pengusaha, intelektual, seniman, agamawan saja?" kata Budiman saat dihubungi detikcom, Rabu (22/6/2011).
Budiman menegaskan, berpolitik adalah hak warga negara. Hanya warga negara tertentu yang tidak boleh berpolitik praktis karena sudah punya hak lebih untuk memegang otoritas represi, yaitu prajurit TNI dan Polri. Dia juga menentang wacana dalam RUU Desa soal kepala desa tak boleh berpolitik.
"Pernyataan SBY yang menyatakan bahwa petani dan nelayan jangan berpolitik itu mirip sikap Orde Baru. Apa bedanya nelayan dan petani dengan warga negara lain? Mereka berhak masuk partai, berhak dipilih juga sebagai anggota DPR atau pun eksekutif," ujar eks Ketum Partai Rakyat Demokratik ini.
Budiman mencontohkan, di luar negeri ada petani yang bisa jadi presiden seperti Evo Morales di Bolivia. Juga ada buruh yang jadi presiden seperti Lula da Silva di Brasil dan Willy Brandt, bekas kanselir Jerman Barat.
"Bapak Presiden SBY perlu mempelajari soal hak asasi manusia lebih banyak lagi, moga-moga ini karena keseleo lidah," ujarnya.
(lrn/fay)
Menurut saya, kehancuran ikatan solidaritas horizontal merupakan salah satu akar kehancuran civil society. Saya tengarai ada sejumlah faktor ekonomi-politik yang menyebabkan...
"Buku ini sengaja saya tulis sendiri yang mengisahkan tentang Indonesia yang disaksikan oleh sepasang mata saya,"
![]() |
© 2023 Budiman Sudjatmiko • kontak / privacy policy / terms |